FLU BURUNG
A. PENGERTIAN
B. PENULARAN
Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber
penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada
jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi
burung liar.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu
yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak
dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga
pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan
pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang
didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci
sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat
tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi
risiko penularan.
Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun
demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus
selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh
karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak
otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah
penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu
dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya.
C. GEJALA DAN PERAWATAN
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan
pernapasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat
berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis
yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas
dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis
yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor),
antara lain Oseltamivir
(Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki
efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga
diperlukan opini dokter.
FLU BABI
A. PENGERTIAN
Flu babi (Inggris:Swine influenza) adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A
B. TANDA DAN GEJALA
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat,
gejala influenza ini mirip dengan influenza. Gejalanya seperti demam,
batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin,
dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan
muntah-muntah.
Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda
atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai
contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter
untuk melihat "apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa
memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di
tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang
melaporkan kasus flu babi atau berada di Meksiko dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka." Diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan.
PARU-PARU BASAH
A. PENGERTIAN
Paru-paru Basah sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis, istilah ini hanya familiar bagi masyarakat awam. Istilah paru-paru basah dalam bahasa medis disebut pneumonia, yaitu infeksi satu atau kedua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Sebelum penemuan antibiotik, sepertiga dari semua orang yang mengembangkan paru-paru basah kemudian meninggal dari infeksi. Saat ini, Meskipun sebagian besar orang-orang yang terinfeksi penyakit paru-paru basah sembuh, kira-kira 5% diantaranya memiliki prognosis buruk yang dapat berujung pada kematian. Paru-paru basah adalah penyebab utama kematian keenam di Amerika Serikat.
Beberapa kasus paru-paru
basah terjadi oleh karena menghirup tetesan kecil yang mengandung
organisme yang dapat menyebabkan pneumonia. Tetesan ini masuk ke udara
ketika seseorang terinfeksi dengan kuman melalui batuk atau bersin.
Dalam kasus lain, disebabkan ketika bakteri atau virus yang biasanya
hadir di mulut, tenggorokan, atau hidung tanpa sengaja memasuki paru.
Biasanya, respon refleks tubuh dan sistem kekebalan tubuh mereka akan
mencegah organisme disedot dari organisme penyebab Paru-paru Basah.
Setelah organisme memasuki paru-paru,
mereka biasanya menetap di kantung udara dan bagian-bagian dari
paru-paru di mana mereka berkembang pesat jumlahnya. Pada daerah ini
paru-paru kemudian menjadi terisi dengan cairan dan nanah (sel-sel
inflamasi tubuh) karena tubuh berusaha untuk melawan infeksi.
B. GEJALA DAN TANDA-TANDA
Kebanyakan orang yang mengalami gejala paru-paru basah
yang membuat mereka pilek yang kemudian diikuti dengan demam tinggi,
menggigil, dan batuk dengan produksi dahak. Dahak biasanya berubah warna
dan kadang-kadang berdarah. Ketika infeksi mengendap di saluran udara,
batuk dan dahak cenderung mendominasi gejala. Dalam beberapa kasus
paru-paru basah, jaringan spons dari paru-paru yang mengandung kantung
udara lebih terlibat.
Dalam
hal ini, oksigenasi dari darah dapat terganggu, yang menyebabkan
paru-paru menjadi kaku sehingga menyebabkan sesak napas. Hal ini dapat
menyebabkan penderita berubah warna kulitnya menjadi kehitaman atau
keunguan (kondisi yang dikenal sebagai “sianosis”) karena darah mereka
yang kurang oksigen.
Nyeri dada pada Penyakit Paru-paru Basah
mungkin berkembang jika aspek-aspek luar dari paru-paru dekat dengan
pleura (rongga pada paru-paru). Nyeri ini biasanya tajam dan memburuk
ketika mengambil napas dalam-dalam dan dikenal sebagai nyeri pleuritik
atau pleuritis. Dalam kasus lain, gejala paru-paru basah tergantung pada organisme kausatif, ada yang dapat menjadikan onset gejala lambat dan lain sebagainya.
GONDONGAN
A. PENGERTIAN
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit
menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang
menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia
dan dapat timbul secara endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung
menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa, infeksi
ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas,
prostat, payudara dan organ lainnya.
Adapun mereka yang
beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka
yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan
hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam
tubuh.
B. PENULARAN
Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat
ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah,
mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama
sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.
Penyakit
gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2
tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau
dilindungi oleh anti bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita
penyakit gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.
C. PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan
istirahat selama penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak.
Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik)
misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan
kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye
(Pengaruh aspirin pada anak-anak).
Pada penderita yang
mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat
tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan
melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
Sedangkan penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas
(pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya
diberikan cairan melalui infus.
Pemberian kortikosteroid
selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat
mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat
dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi
untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan
sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong
dalam "self limiting disease" (penyakit yg sembuh sendiri tanpa
diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan
atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah,
diberikan diet makanan cair dan lunak.
Jika pada jaman
dahulu penderita gondongan diberikan blau (warna biru untuk mencuci
pakaian), sebenarnya itu secara klinis tidak ada hubungannya.
Kemungkinan besar hanya agar anak yang terkena penyakit Gondongan ini
malu jika main keluar dengan wajah belepotan blau, sehingga harapannya
anak tersebut istirahat dirumah yang cukup untuk membantu proses
kesembuhan.
RABIES
A. PENGERTIAN
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
B. PENYEBAB
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan.Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan
lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami
kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies.Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
C. PENCEGAHAN
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal)
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:
- Dokter hewan.
- Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.
- Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan
- Para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup.
Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga
orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun.
Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing
juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.
ASMA
A. PENGERTIAN
Asma (dalam bahasa Yunani ἅσθμα, ásthma, "terengah") merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus.Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.
Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan.Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala, respons terhadap terapi pada kurun waktu tertentu, dan spirometri. Asma diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering gejala muncul, volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi.Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non-atopik (intrinsik) dimana atopi dikaitkan dengan predisposisi perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1 .
Terapi untuk gejala akut biasanya dengan menghirup beta-2 agonist reaksi cepat (misalnya salbutamol) dan kortikosteroid oral. Pada kasus yang sangat parah mungkin diperlukan pemberian kortikosteroid intravena, magnesium sulfat dan perawatan di rumah sakit. Gejala ini dapat dicegah dengan menghindari pencetusnya, seperti misalnya alergen dan iritan, dan dengan penggunaan kortikosteroid hirup. Beta agonist reaksi lambat (LABA) atau leukotrien antagonis dapat ditambahkan, selain pemberian kortikosteroid hirup bila gejala asma tidak dapat dikontrol.
Prevalensi asma mengalami peningkatan secara signifikan sejak tahun
1970an. Pada tahun 2011, 235–300 juta orang terserang asma secara
global, termasuk adanya 250.000 kematian.
B. PENYEBAB
Asma disebabkan oleh interaksi lingkungan dan genetika yang merupakan kombinasi yang rumit dan belum sepenuhnya dimengerti. Semua faktor ini memengaruhi baik tingkat keparahan dan juga respons terhadap terapi. Adanya peningkatan laju penderita asma belakangan ini disebabkan oleh perubahan faktor epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup yang berubah.
BRONKITIS
A. PENGERTIAN
Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya
penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
B. GEJALA
- batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
- sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
- sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
- bengek
- lelah
- pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
- wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
- pipi tampak kemerahan
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek,
yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam
ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya
batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak
berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak,
berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas mengi, terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.
C. PENGOBATAN
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak
sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat
dan minum banyak cairan.